Jumat, 02 Maret 2012

Cerita Pendek Menginspirasi

Terkadang manusia berperilaku tidak mencerminkan jati dirinya sebagai seorang manusia, lalu masih pantaskah kita dikatakan makhluk ciptaan yang mulia yang bermoral? 
Perlu kesadaran dari diri sendiri untuk menjadikan diri menjadi manusia yang seutuhnya,
                  Ketidak baikan yang setiap manusia alami dalam hidup bukanlah karena ia tercipta dengan penuh kekurangan ataupun karena orang sekitar yang menyebabkan seperti itu. Namun melainkan karena apa yang ia pikirkan, ucapkan dan lakukan belum dapat diikat oleh ketulusan bahkan penuh pamrih.. Itu artinya bahwa apapun yang ia lakukan selalu menginginkan hasil tanpa menyeimbangkannya dengan upaya yang ia lak...ukan. Mungkin ini hal yang wajar terdapat dalam diri manusia yang mana memiliki ego yang tinggi terhadap hidupnya. Terkadang ia ingin menjadi orang yang dihormati namun ia tidak pernah menghormati orang lain, dilain kesempatan ia ingin tumbuh menjadi orang yang pintar namun ia tak pernah berusaha untuk belajar. Dan dari sisi materi, ia ingin hidup sebagai orang kaya namun ia tidak pernah bekerja dengan profesional hingga gunanya hanya sampai disitu saja. Jadi sesungguhnya ketidakbaikan seseorang bersumber dari dalam diri orang itu sendiri. Selain itu, ada 5 hal yang menyebabkan manusia itu buta hati dan pikiran sehingga ego dalam dirinya tak terkendali lagi, kelima hal itu adalah rupa, harta, tahta, Guna, wangsa. Namun kita harus selalu percaya bahwa tak ada segala sesuatu yang abadi didunia ini. Maka syukuri apa yang telah kamu miliki hari ini, karena hal mungkin saja tak kau miliki esok.                                                                                              Terkadang manusia bersandar di tempat yang rapuh sehingga hampir menjatuhkan dirinya. Keinginan untuk dapat menjadi yang lebih baik selalu ada didalam dirinya, ia berpikir tentang keindahan, kedamaian dan kebahagian, namun tindakannya tidak serta merta ikut mendukung agar terciptanya keadaan seperti itu. Begitu juga lingkungannya yang terkadang merintangi keinginan-keinginan baik itu sehingga mengh...ambatnya. Realita kehidupan ini memang sulit, kecerdasan tidaklah cukup menjadikan manusia berguna, memiliki rupa yang indah belumlah bisa memberikan kebahagian, begitu pula harta yang melimpah belum bisa membawanya ke arah kedamaian. Sesungguhnya yang terpenting adalah pengendalian diri, bagaimana agar dapat menuntut diri kita ke arah-arah yang positif
              Manusia terlahir diselimuti oleh kekurangan-kekurangan yang ada di dalam dirinya menuju kesempurnaan jiwa yang bisa tercapai juga karena dirinya sendiri. Manusia lahir bagaikan selembar kertas kosong yang belum tersentuh pena cerita kehidupan.. Raganya masih suci dengan kepolosan jiwa, namun ketika waktu terus membawanya untuk melewati setiap dimensi, maka sedikit demi sedikit selembar kertas koso...ng itu akan mulai tertulisi oleh kisah-kisah hidup yang akan menentukan taraf hidupnya dibumi. Namun terkadang disetiap kisah yang tertulis itu berisi coretan-coretan kesalahan yang seringkala menjadikan cerita hidupnya tak seindah yang dinginkan.

Manusia ketika terlahir sebagai bayi menangis karena ia tahu betapa beratnya hidup didunia ini sebagai manusia. Namun disisi lain ada yang senang ia orang tua beserta kerabat yang bahagia karena ada anugrah sang pencipta yang terlahir ke dunia. Manusia terus tumbuh waktu demi waktu menjalani kodratnya hingga ia menjadi manusia sesungguhnya dan berguna bagi lingkungannya. Hingga tiba ajal menjemputnya, ketika keadaan ini tiba maka giliran keluarganya yang menangis menggantikan tawa ketika melihatnya terlahir. Semakin banyak yang menangisi berarti semakin mulia hidup kita didunia.
 
 Mengapa manusia dikatakan makhluk ciptaan Tuhan yang mulia?
Di bawah ini  ada sebuah kisah mengenai manusia yang dikatakan sebagai mahkluk yang mulia,
                             Srigala Yang Cerdik
          Dahulu kala, disuatu hutan yang menjadi tempat hidupnya para binatang, tinggallah seekor srigala yang sangat cerdik dan pintar. Ia merasa sangat jengkel dan iri kepada manusia, karena manusia mendapat kehormatan sebagai makhluk yang termulia dari semua ciptaan Tuhan.
         Suatu hari ia merenung, pikirnya didalam hati : "Apakah saya kurang cerdik dari manusia, saya bisa lebih pint...ar daripada manusia bila saya mau menipu makhluk lain. Bagaimanapun juga dalam kenyataannya saya lebih bahagia dari manusia. Saya tidak bingung memikirkan pakaian yang mahal-mahal atau hiasan yang macam-macam dan berganti-ganti setiap musim. Saya lebih tahan terhadap panas dan dingin, saya tidak perlu payung untuk melindungi diri saya pada waktu hujan atau memakai kaca hitam untuk menghindari panas dimusim panas. Saya tidak memerlukan motor maupun mobil untuk pergi dari satu tempat ke tempat lain, meskipun binatang-binatang memiliki semuanya ini, dan bahkan beberapa diantaranya mempunyai kualitas yang lebih tinggi, tetapi mengapa manusia dianggap lebih mulia daripada kita. Saya ingin ketidakadilan ini diselesaikan". Kemudian Si Srigala memutuskan untuk pergi kesana kemari menghasut binatang-binatang lainnya untuk bergabung dengannya. Sampai akhirnya ia bisa mengumpulkan ...binatang yang sepakat dengan dirinya. Merek bersama kemudian pergi menemui Si Gajah. Gajah yang bijaksana lalu berkata : "Saudara-saudara, memang benar apa yang kali sampaikan dan memang kata-kata kalian tidak dapat diingkari lagi. Namun agar semuanya jelas, marilah kita pergi ke hutan disebelah untuk mencari kebenaran ini. Dihutan itu tinggal seorang pendeta suci yang hidup dalam sebuah pondok, mari kita ajukan persoalan ini kepada beliau". Semua binatang-binatang setuju dengan usul Si Gajah, lalu mereka pergi menghadap pendeta suci itu.  
           Setelah melewati perjalanan panjang, mereka pun tiba ditempat pendeta itu, yang pertama berkata adalah Si Anjing : "wahai pendeta yang Suci, tuan sudah tentu mengenal saya, saya adalah simbol dari makhluk yang penuh kesetiaan dan bisa berterima kasih. Jika seseorang memukul saya seribu kali, tetapi ia memberikan saya sekali saja sedikit nasi, saya dengan patuh selalu menurut p...erintahnya selama hidup saya. Bahkan saya siap mempersembahkan jiwa raga saya untuk diabdikan kepadanya. Tetapi dalam kenyataannya manusia melupakan ribuan kali pelayanan saya kepadanya dan hanya ingat pada sekali kesalahan yang pernah saya perbuat. Begitulah jahatnya manusia, ia bisa membunuh sanak keluarganya sendiri karena sekali-sekali kesalahan yang pernah diperbuat oleh saudaranya tanpa sengaja. Demikianlah Hyang suci, dapatkah tuan mengatakan bahwa manusia itu lebih mulia dari binatang". Kemudian Sapi pun juga bertanya : "Tuan, tentu tuan mengenal saya, "Setiap hari manusia melepaskan saya di padang rumput agar saya mencari makan sendiri, terkadang ia memberikan juga saya sedikit jerami dan sekam. Sebagai imbalannya saya memberikan air susu saya. Kadang-kadang ia membiarkan anak-anak saya kelaparan, karena air susu saya diambil habis untuk diminum beserta anak-anaknya. Meskipun telah menghidupi keluarganya, ia menempatkan s...aya di lumpur yang becek, kotor dan berbau di belakang rumahnya. Ketika saya ingin menjemur diri, saya malah dicaci dan diikat. Bila saya sudah tua saya dijual kepada seorang jagal untuk disembelih. Manusia semacam itukah yang tuan puji setinggi langit. Silakan yang suci jelaskan kepada saya mengapa?"
           Sekarang Si Burung Merak berbicara ; "Tuanku, bulu saya begitu indah dan menarik sehingga salah satu tokoh pewayangan yaitu Sri Kresna sebagai penjelmaan Tuhan di dunia menggunakan bulu saya sebagai hiasan dikepala Beliau. Selain itu, Dewi Saraswati menggunakan burung Merak sebagai kendaraan Beliau, disamping itu banyak pula ahli pengobatan menggunakan bulu saya sebagai penolak dari roh jahat. Saya belum pernah mendengar baik kulit maupun rambut manusia pernah dimuliakan seperti bulu saya". Kemudian Si Anjing ikut menanyakan ; "Yang suci, bisakah manusia itu membanggakan dirinya bahwa mereka lebih daripada saya terutama dibidang penciuman. Saya dapat me...ngenali seorang dengan pasti walaupun orang itu menutup wajah dan seluruh tubuhnya. Saya dapat mencium bau suatu benda walaupum dibungkus dengan rapi dan ditutupi dalam peti".
"Tuan pertapa, bisakah manusia lebih tajam pengelihatannya dari mata saya, saya dapat melihat mangsa seekor tikus yang kecil dari jarak 1 Km", kata Si Burung Elang. Sanggupkah manusia melihat dimalam hari sama baiknya dengan melihat di siang hari seperti saya", sambung Si Kucing.
Selanjutnya Si Gajah juga bertanya: "Petapa yang agung, saya dapat melakukan pekerjaan berat dan saya memiliki tubuh yang besar. Banyak cerita-cerita yang memuji sifat-sifat dan kebaikan saya, taring dan tulang saya diubah menjadi patung-patung yang indah dan hiasan-hiasan yang mengagumkan. Pernahkah tulang manusia dipergunakan untuk mewujudkan patung Dewa seperti halnya gading dan tulang saya. Masihkan manusia mengagungkan dirinya lebih mulia dari kami"
Semua binatang-binatang itu menunggu dengan sab...arnya untuk mendengar jawaban dari pendeta suci itu. Pertapa yang sudah memperhatikan keluh kesah dan semua pertanyaan binatang tersebut lalu berkata ; "Dengarkanlah kerabatku wahai penghuni hutan, apa yang kalian katakan sungguh benar tetapi Tuhan telah menganugerahi manusia dengan pikiran. Pikiran yang bisa membedakan yang benar dari yang salah, yang baik dengan yang buruk, yang berguna dengan yang tidak berguna. Sebaliknya binatang, dirinya sepenuhnya dikuasai oleh insting. Mereka berbuat karena instingnya, tidak mempergunakan pertimbangan-pertimbangan, sedangkan manusia mereka memiliki budi. Dengan budi mereka bisa mengendalikan dorongan instingnya. Itulah kelebihan manusia dari binatang". Bagaimana kalau manusia tidak menggunakan Budi dan hati nuraninya,"tanya Si Serigala yang cerdik. Jika pikiran tidak melakukan kendali terhadap indria, dan budi tidak menuntun pikiran kearah yang benar tentu s...aja mereka menjadi lebih buruk dari binatang buas. Sebaliknya bila manusia mampu mengendalikan indria serta pikiran mereka, maka mereka akan menjadi makhluk yang termulia dari semua ciptaan Tuhan, " kata Pertapa itu. Demikianlah akhirnya para binatang biasa puas menerima jawaban dari sang Pendeta Pertapa, mengapa manusia bisa menjadi makhluk yang termulia atau sebaliknya bisa menjadi makhluk yang lebih hina daripada binatang. Akhirnya mereka pun kembali ke tempat mereka masing-masing.

(Tamat)
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar